Teks Cerita Rakyat Legenda Batu Menangis Terbaik
Teks Cerita Rakyat Legenda Batu Menangis Terbaik - Hay Sobat, Tentunya kalian pernah bercerita bukan ? baik itu kepada teman, orang tua atau guru. Nah, artikel kali ini akan menyajikan sebuah teks cerita rakyat legenda batu menangis.
Cerita rakyat yang berasal dari Kalimantan ini dapat digunakan sebagai sebagai teks bercerita atau storytelling. Baiklah, di bawah ini adalah legenda batu menangis dari Kalimantan. Selamat membaca !
Legenda Batu Menangis
Alkisah hiduplah seorang gadis beserta ibunya di sebuah pedalaman desa di Kalimantan. Gadis itu telah ditinggal oleh sesosok ayah karena meninggal dunia. Akan tetapi ia memiliki seorang ibu yang sangat tabah dan kuat dalam bekerja untuk menghidupi keluarga mereka.
Gadis itu memiliki paras yang sangat cantik. Namun, sayangnya kecantikan wajahnya tidak diikuti dengan kecantikan hatinya. Dia memiliki sifat yang buruk, yaitu manja dan pemalas. Dia tidak pernah membantu ibunya bekerja. Meskipun begitu, ibunya sangat menyayanginya karena dia adalah satu-satunya harta yang dimiliki di dunia ini.
Gadis itu memiliki paras yang sangat cantik. Namun, sayangnya kecantikan wajahnya tidak diikuti dengan kecantikan hatinya. Dia memiliki sifat yang buruk, yaitu manja dan pemalas. Dia tidak pernah membantu ibunya bekerja. Meskipun begitu, ibunya sangat menyayanginya karena dia adalah satu-satunya harta yang dimiliki di dunia ini.
Pada suatu hari, gadis itu meminta ibunya untuk dibelikan sebuah baju baru.
“Ibu belikan aku baju baru,” pinta gadis itu dengan tegas.
“Ohh anakku, aku ingin sekali membelikanmu baju yang sangat bagus, tetapi saat ini aku tidak memiliki uang,” jawab ibunya.
Meskipun begitu, gadis itu tetap bersikeras untuk dibelikan sebuah baju.
“Aku tidak mau tahu, Ibu kau harus membelikan aku baju baru!” bentaknya dengan nada yang meninggi.
“Anakku, Ibu akan membelikannya untukmu, tetapi tidak saat ini. Pakailah pakaianmu yang lama dan masih terlihat bagus itu,” buju rayu ibunya.
“Tidak! semua bajuku sudah tidak layak untuk dipakai lagi. Aku harus punya baju baru, tidak peduli bagaimanapun juga,” bentak gadis itu sambil berlalu meninggalkan ibunya.
Karena ingin memenuhi permintaan anaknya itu, maka ibunya bekerja dengan sangat giat. Bahkan dia bekerja hingga larut malam untuk mengumpulkan uang. Kemudian, setelah membanting tulang, akhirnya dia memiliki sejumlah uang untuk memenuhi permintaan anaknya.
“Anakku, bersiaplah kita akan pergi ke pasar untuk membelikanmu baju yang kau inginkan,” ajak ibunya.
“Nah, aku telah menunggu sangat lama untuk ini. Baiklah, tunggu aku sebentar,” kata gadis itu.
“Ibu belikan aku baju baru,” pinta gadis itu dengan tegas.
“Ohh anakku, aku ingin sekali membelikanmu baju yang sangat bagus, tetapi saat ini aku tidak memiliki uang,” jawab ibunya.
Meskipun begitu, gadis itu tetap bersikeras untuk dibelikan sebuah baju.
“Aku tidak mau tahu, Ibu kau harus membelikan aku baju baru!” bentaknya dengan nada yang meninggi.
“Anakku, Ibu akan membelikannya untukmu, tetapi tidak saat ini. Pakailah pakaianmu yang lama dan masih terlihat bagus itu,” buju rayu ibunya.
“Tidak! semua bajuku sudah tidak layak untuk dipakai lagi. Aku harus punya baju baru, tidak peduli bagaimanapun juga,” bentak gadis itu sambil berlalu meninggalkan ibunya.
Karena ingin memenuhi permintaan anaknya itu, maka ibunya bekerja dengan sangat giat. Bahkan dia bekerja hingga larut malam untuk mengumpulkan uang. Kemudian, setelah membanting tulang, akhirnya dia memiliki sejumlah uang untuk memenuhi permintaan anaknya.
“Anakku, bersiaplah kita akan pergi ke pasar untuk membelikanmu baju yang kau inginkan,” ajak ibunya.
“Nah, aku telah menunggu sangat lama untuk ini. Baiklah, tunggu aku sebentar,” kata gadis itu.
Dia pun bersolek di dalam kamarnya, memakai dandanan yang tebal dan mengenakan baju bagus. Sementara ibunya, hanya menggunakan baju yang lusuh. Setelah itu, mereka berdua pergi menuju pasar. Alangkah senang hati ibu itu bahwa dia akan memenuhi permintaan anak tersayangnya.
“Nak, tunggu aku. Kamu berjalan terlalu cepat,” kata ibunya.
“Ibu, aku minta jangan berjalan di sampingku. Aku malu. Berjalan saja di belakangku,” jawab gadis itu dengan ketus.
Ibunya pun menuruti permintaan anaknya dengan berjalan di belakangnya. Di sepanjang perjalanan, semua mata tertuju ke arah mereka berdua. Semua orang merasa takjub sekaligus heran melihat seorang gadis cantik berjalan dengan wanita tua yang sangat lusuh.
“Hay gadis cantik! Siapakah wanita tua di belakangmu itu ? Apakah itu ibumu ?” tanya salah seorang di antaranya.
“Bukan dia bukan ibuku,” jawabnya dengan wajah yang memerah.
“Nak, tunggu aku. Kamu berjalan terlalu cepat,” kata ibunya.
“Ibu, aku minta jangan berjalan di sampingku. Aku malu. Berjalan saja di belakangku,” jawab gadis itu dengan ketus.
Ibunya pun menuruti permintaan anaknya dengan berjalan di belakangnya. Di sepanjang perjalanan, semua mata tertuju ke arah mereka berdua. Semua orang merasa takjub sekaligus heran melihat seorang gadis cantik berjalan dengan wanita tua yang sangat lusuh.
“Hay gadis cantik! Siapakah wanita tua di belakangmu itu ? Apakah itu ibumu ?” tanya salah seorang di antaranya.
“Bukan dia bukan ibuku,” jawabnya dengan wajah yang memerah.
Mendengar jawaban anaknya itu, ibunya hanya diam tidak berkata sedikit pun. Kemudian mereka kembali berjalan menuju pasar dan menemui beberapa kumpulan orang lainnya.
“Nyai, kau sangat cantik tetapi aku bertanya-tanya siapakah wanita di belakangmu itu? Apakah dia ibumu?” tanya sesorang diantaranya.
Gadis itu tetap tidak mau mengakuinya.
“Bukan! Dia bukanlah Ibuku. Tidak mungkin wanita itu ibuku,” jawabnya dengan ketus.
“Nyai, kau sangat cantik tetapi aku bertanya-tanya siapakah wanita di belakangmu itu? Apakah dia ibumu?” tanya sesorang diantaranya.
Gadis itu tetap tidak mau mengakuinya.
“Bukan! Dia bukanlah Ibuku. Tidak mungkin wanita itu ibuku,” jawabnya dengan ketus.
Sang ibu tetap tidak berkata sedikitpun dan terus melanjutkan perjalanannya dan kali ini gadis itu mempercepat langkahnya agar terjauh dari ibunya. Ketika sudah hampir tiba di pasar, mereka kembali bertemu dengan sekumpulan pemuda.
“Wahai gadis cantik, Siapakah dirimu ? Kamu adalah wanita tercantik yang pernah aku temui. Siapakah gerangan dirimu ? dan siapakah wanita tua itu?” goda seorang pemuda.
“Dia bukanlah ibuku, melainkan seorang pelayan,” jawabnya.
Kali ini ibunya merasa sedih dan menangis. Dengan perasaan yang sedikit kesal, dia pun mengadahkan tangannya ke atas dan berdoa kepada Tuhan, “Ya Tuhan, mengapa anakku berkata seperti itu. Ya Tuhan hukumlah dirinya!”
Seketika itu juga langit menjadi gelap disertai dengan angin kencang dan petir yang menyambar. Hal yang aneh pun terjadi terhadap gadis itu. Tubuhnya tiba-tiba menjadi kaku dan perlahan-lahan menjadi batu dimulai dari kakinya.
“Ibu mengapa tubuhku menjadi kaku. Aku tidak bisa menggerakan tubuhku,” jerit anak itu.
“Ibu ampuni aku ibu,”
“Ampuni aku ibu aku minta maaf,”
“Wahai gadis cantik, Siapakah dirimu ? Kamu adalah wanita tercantik yang pernah aku temui. Siapakah gerangan dirimu ? dan siapakah wanita tua itu?” goda seorang pemuda.
“Dia bukanlah ibuku, melainkan seorang pelayan,” jawabnya.
Kali ini ibunya merasa sedih dan menangis. Dengan perasaan yang sedikit kesal, dia pun mengadahkan tangannya ke atas dan berdoa kepada Tuhan, “Ya Tuhan, mengapa anakku berkata seperti itu. Ya Tuhan hukumlah dirinya!”
Seketika itu juga langit menjadi gelap disertai dengan angin kencang dan petir yang menyambar. Hal yang aneh pun terjadi terhadap gadis itu. Tubuhnya tiba-tiba menjadi kaku dan perlahan-lahan menjadi batu dimulai dari kakinya.
“Ibu mengapa tubuhku menjadi kaku. Aku tidak bisa menggerakan tubuhku,” jerit anak itu.
“Ibu ampuni aku ibu,”
“Ampuni aku ibu aku minta maaf,”
Gadis itu menangis sejadi-jadinya hingga menjadi batu. Melihat anaknya itu, ibunya merasa sedih. Dia pun kembali berdoa kepada Tuhan,
“Ya Tuhan, kembalikanlah anakku seperti semula. Aku tidak bermaksud menghukmnya,”
“Ya Tuhan, kembalikanlah anakku seperti semula. Aku tidak bermaksud menghukmnya,”
Setelah langit kembali menjadi normal, sang ibu menangis karena anaknya tetap menjadi batu. Meskipun dia telah meminta kepada Tuhan, tetapi semua sudah terlambat. Anak gadisnya yang cantik kini telah menjadi batu. Hingga kini batu tersebut masih ada dan mengeluarkan air. Orang-orang mempercayainya batu itu sedang menangis dan menyesali perbuatannya.
****
Demikianlah cerita rakyat dari daerah Kalimantan, Legenda Batu Menangis. Intinya, cerita ini mengajarkan kita untuk tidak durhaka terhadap orang tua, terutama ibu.
Sampai di sini perjumpaan kita kali ini, semoga teks cerita legenda batu menangis ini dapat menjadi teks storytelling buat Sobat semua. Terimakasih telah membaca dan sampai jumpa pada artikel menarik lainnya.
Belum ada Komentar untuk "Teks Cerita Rakyat Legenda Batu Menangis Terbaik"
Posting Komentar